Navigation


RSS : Articles / Comments


Puisi Cinta Tuk Wanita Suci

14.44, Posted by BloGnya Anak STAN, One Comment

(sebuah syair tuk wanita suci di seluruh dunia)

Wanita suci,
Mungkin aku memang tak romantis tapi siapa peduli?
Karena toh kau tak mengenalku dan memang tak perlu mengenalku.

Bagiku kau bunga, tak mampu aku samakanmu dengan bunga terindah sekalipun.
Bagiku manusia adalah makhluk yang terindah, tersempurna dan tertinggi.
Bagiku dirimu salah satu dari semua itu, karenanya kau tak membutuhkan persamaan.

Wanita suci,
Jangan pernah biarkan aku manatapmu penuh, karena kan membuatku mengingatmu.
Berarti memenuhi kepalaku dengan inginkanmu.
Berimbas pada tersusunnya gambarmu dalam tiap dinding khayalku.
Membuatku inginkanmu sepenuh hati, seluruh jiwa, sesemangat mentari.
Kasihanilah dirimu jika harus hadir dalam khayalku yang masih penuh lumpur.
Karena sesungguhnya dirimu terlalu suci.

Wanita suci,
Berdua menghabiskan waktu denganmu bagaikan mimpi tak berujung.

Ada ingin tapi tak ada henti.
Menyentuhmu merupakan ingin diri, berkelebat selalu, meski ujung penutupmu pun tak berani kusentuh.
Jangan pernah kalah dengan mimpi dan inginku karena sucimu kau pertaruhkan.
Mungkin kau tak peduli
Tapi kau hanya menjadi wanita biasa di hadapanku bila kau kalah.
Dan tak lebih dari wanita biasa.

Wanita suci,
Jangan pernah kau tatapku penuh
Bahkan tak perlu kau lirikkan matamu untuk melihatku.
Bukan karena aku terlalu indah, tapi karena aku seorang yang masih kotor.

Aku biasa memakai topeng keindahan pada wajah burukku, mengenakan pakaian sutra emas.
Meniru laku para rahib, meski hatiku lebih kotor dari lumpur.
Kau memang suci, tapi masih sangat mungkin kau termanipulasi.
Karena kau toh hanya manusia-hanya wanita.

Wanita suci,
Beri sepenuh diri pada dia sang lelaki suci yang dengan sepenuh hati membawamu kehadapan Tuhanmu.
Untuknya dirimu ada, itu kata otakku, terukir dalam kitab suci, tak perlu dipikir lagi.
Tunggu sang lelaki itu menjemputmu, dalam rangkaian khitbah dan akad yang indah.
Atau kejar sang lelaki suci itu, karena itu adalah hakmu, seperti dicontohkan ibunda Khadijah.
Jangan ada ragu, jangan ada malu, semua terukir dalam kitab suci.

Wanita suci
Bariskan harapanmu pada istikharah sepenuh hati ikhlas.
Relakan Allah pilihkan lelaki suci untukmu, mungkin sekarang atau nanti, bahkan mungkin tak ada sampai kau mati.
Mungkin itu berarti dirimu terlalu suci untuk semua lelaki di dunia fana ini.
Mungkin lelaki suci itu menanti di istana kekalmu, yang kau bangun dengan segala kekhusyukan tangis do'amu.

Wanita suci
Pilihan Allah tak selalu seindah inginmu, tapi itu pilihan-Nya.
Tak ada yang lebih baik dari pilihan Allah.
Mungkin kebaikan itu bukan pada lelaki yang terpilih itu, melainkan pada jalan yang kau pilih,
seperti kisah seorang wanita suci di masa lalu yang meminta keislaman sebagai mahar pernikahannya.
Atau mungkin kebaikan itu terletak pada keikhlasanmu menerima keputusan Sang Kekasih Tertinggi.
Kekasih tempat kita memberi semua cinta dan menerima cinta
dalam setiap denyut nadi kita.(udie)

One Comment

Anonim @ 23 November 2008 pukul 14.55

Asslm. Sebenernya postingan yg sebelumnya bagus2, nambah pengetahuan tp berhubung yg ini blm ada komentarny n krn aq suka puisi, aq ngasih comment di sini aja ya... Puisinya bagus, bikin sndr ta? Puisi ini mengingatkanq sm crt yg pernah qbaca, wanita itu ibaratnx buku di toko buku. Ada buku yg terbuka, namun ada juga buku yang tertutup rapat oleh sampul plastik. Buku yang tertutup itu sama dengan wanita yg dpt menjaga dirinya seblm pernikahan. Dan buku yg terbuka sering bebas dibuka, dipegang, dibaca, bahkan mungkin terkadang disobek oleh orang, penampilannya pun seringkali lusuh karena dibaca banyak orang berulang kali. Pada akhirnya, orang lebih memilih untuk membeli buku yang masih tersampul plastik. Buku yang sudah terbuka sampulnya sama dengan wanita yg tak bisa menjaga diri seblm adany tali ikatan suci yaitu pernikahan.
Maw dijadiin bhn mentoring? Nggak salah? Itu kan cm sekedar perenungan, nggak dilengkapi dalil naqli lg. Tp kalo emang bs berguna, Alhamdulillah deh, awalny cm iseng nulis aj. Mentor y?