Navigation


RSS : Articles / Comments


Cinta dan Penderitaan

14.10, Posted by BloGnya Anak STAN, One Comment

Penderitaanmu adalah robeknya kulit yang menutupi kesadaranmu,
Sebagaimana biji buah mesti pecah agar intinya bisa tegak di bawah mentari,
Demikian pula engkau mesti mengalami derita.

Dan kalau saja engkau menerima hatimu,
di dalam ketakjuban terhadap keajaiban sehari-hari hidupmu,
Deritamu rasanya tak kurang menakjubkan,
dibanding kerianganmu.

Dan engkau kan menerima pergantian musim di hatimu,
Sebagaimana engkau tlah selalu menerima perubahan musim yang melintas diatas ladang-ladangmu,
Dan engkau ingin menyaksikan dengan tenang melalui musim dingin kesedihanmu,
Banyak diantara penderitaanmu adalah pilihanmu sendiri,
Itulah obat pahit, yang dengannya, dokter di dalam dirimu menyembuhkan dirimu yang sakit,
Maka percayailah dokter itu,
Minumlah obatnya dalam kensunyian dan kesentosaan,
Sebab tangannya, walau berat dan keras, dibimbing oleh tangan lembut Yang Tiada Tampak,
Dari cawan yang ia bawa, walau membakar bibirmu,
Tlah diciptakan dari tanah liat yang tukang tembikar tlah membasahkannya dengan air mata-Nya nan suci.

Narsis di kelas #2

21.25, Posted by BloGnya Anak STAN, One Comment


Narsis di kelas #1

21.16, Posted by BloGnya Anak STAN, No Comment


Cinta dan Nyanyian Kematian

20.53, Posted by BloGnya Anak STAN, No Comment

Bunga kan tampak indah,

Ketika musim bunga bermula mencium pucuk-pucuk kecilnya,

Namun kasih kan senatiasa tampak lebih indah dari bunga,

Karna ia terus tumbuh tanpa bantuan musim.


Biarkan ku berbaring dalam lelapku,

Karna jiwa ini tlah dirasuki cinta,

Biarkan daku istirahat,

Karna batin ini memiliki segala kekayaan malam dan siang.


Nyalakan lilin dan bakarlah dupa di sekeliling ranjang ini,

Taburi tubuh ini dengan wangian melati dan mawar,

Minyaki rambut ini dengan puspa dupa dan olesi kaki ini dengan wangian

Bacalah isyarat kematian yang tertulis jelas di dahi ini.


Biarku istirahat di ranjang ini, karna kedua mata ini tlah teramat lelahnya,

Biar sajak-sajak bersalut perak bergetaran dan menyejukkan jiwaku,

Terbangkan dawai-dawai harpa dan singkap kan tabir lara hatiku,

Nyanyikanlah masa-masa lalu seperti engkau memandang fajar harapan dalam mataku

karna makna ghaibnya begitu lembut bagai ranjang kapas tempat hatiku berbaring.


Hapuslah airmatamu dan tegakkanlah kepalamu,

Seperti bunga-bunga menyemai jari jemarinya menyambut mahkota fajar pagi.

Lihatlah kematian berdiri bagai kolom-kolom cahaya antara ranjangku.


Tahanlah nafasmu dan dengarkanlah kibakan sayap-sayapnya,

Dekatilah aku dan ucapkanlah selamat tinggal,

Ciumlah aku dengan seulas senyummu,

Biarkan anak-anak merentang tangan mungilnya buatku dengan kelembutan jemari merah jambu mereka,

Biarkanlah perawan-perawan mendekati dan melihat bayangan Tuhan dalam mataku dan mendengar gema iradatNya berlarian dengan nafasku.

Aku kan melakukan segala apa yang tlah engkau ucapakan tadi,

Dan aku pun akan menjadikan jiwaku sebagai sebuah kelambu yang menyelubungi jiwamu.

Kado Cinta Tuk Bunda

13.44, Posted by BloGnya Anak STAN, One Comment

DearMom,,

Ananda tak tahu harus mulai darimana menulis surat cinta ini. Ananda bingung memulainya bunda, karena buat anada bunda adalah satu-satunya wanita terindah di hati ananda saat ini. Semoga Alloh menuntun jemari ini hingga surat cinta ini layak ananda persembahkan tuk Bunda.

Bundaku tersayang,,empat puluh delapan tahun silam bunda hadir didunia ini dari rahim seorang wanita desa yang polos namun kuat dan teguh dalam memegang prinsip nilai-nilai keislaman. Bunda tumbuh dan berkembang dalam didikan keluarga islam moderat. Keluarga yang mewarnai kehidupannya dengan cinta kasih dan toleransi diantara sesama manusia. Keluarga yang mengedepankan demokrasi dan kebebasan berpendapat. Nilai-nilai inilah yang kelak akan engkau tanamkan kepada buah hatimu.

Tahun berganti tahun bunda tumbuh menjadi sosok wanita mempesona dimata kaum adam hingga akhirnya Alloh mempertemukan engkau dengan seorang lelaki tampan yang kelak ananda memanggilnya dengan sebutan ayah.

Engkau membesarkan putra-putrimu dengan cinta dan kasih sayang. Masih kental dalam ingatan, kenakalan ananda waktu kecil. Namun kenakalan ananda engkau hadapi dengan sabar dan penuh kasih sayang. Saat ananda tumbuh dewasa, engkau dampingi ananda dalam mencari jati diri lagi-lagi dengan sabar dan kasih sayang. Saat sekarang pun dimana engkau jauh dari ananda, jarak jogja-jakarta tak menghalangi engkau dalam memberikan kasih sayang.

Hari ini tanggal 6 juni 2009 adalah hari spesial untukmu duhai bundaku. Hari ini menjadi sejarah bertambahnya usiamu. Hari ini engkau telah genap berusia 48 tahun. Sungguh ananda belum mampu memberikan apa-apa. Kasih sayang yang engkau berikan belum mampu dan bahkan ananda tak mampu membalasnya.

Tiada kado terindah yang mampu ananda berikan selain ucapan “Selamat ulang tahun bunda. Terimakasih atas cinta dan kasih sayang yang tlah engkau berikan. Maafkanlah ananda jika hingga detik ini belum mampu menjadi seperti yang bunda inginkan. Semoga bunda senatiasa dalam lindungan dan mendapatkan keberkahan dari Alloh yang Maha Perkasa.”

Terakhir ananda tuliskan puisi cinta tuk para bunda sedunia


Malaikat Kasih Sayang

Saat manusia terlahir didunia tiada yang mampu mereka lakukan selain menangis,
Wahai para bunda sedunia kalian adalah malaikat kasih sayang yang mengubah manusia tak berdaya menjadi manusia yang luar biasa,
Dari rahimmu terlahir peradaban yang tercipta dari manusia-manusia yang berpikran maju untuk kemaslahatan umat,
Namun dari rahimmu pula tercipta bencana dari manusia-manusia yang berpikiran pragmatis tanpa moral dan hati nurani,
Kasihmu kepada buah hati sepanjang jalan namun kasih buah hati kepadamu hanya sepanjang galah,
Duhai malaikat kasih sayang, demi terlahirnya manusia ke dunia kau rela mempertaruhkan hidup namun demi sesuatu sesaat yang semu, manusia rela mendurhakai kasih sayang yang tlah dicurahkan,
Tiada henti mulut ini bermunajat semoga Tuhan menempatkan malaikat kasih sayang ditempat paling mulia di surgaNya.

Your lovely boy

udie

Buronan

13.08, Posted by BloGnya Anak STAN, No Comment


Narsis

12.28, Posted by BloGnya Anak STAN, No Comment


Tersenyumlah...

13.29, Posted by BloGnya Anak STAN, No Comment

Dia berkata:”Langit sedih dan terlihat murung.”
Kujawab:”Tersenyumlah!Biarkanlah langit murung.”

Dia berkata:”Masa muda tlah berpaling.”
Kujawab:”Tersenyumlah!Penyesalan tidak akan mengembalikan masa muda yang tlah berlalu.”

Dia berkata:”Langit yang dahulu menaungi cintaku kini tlah berubah menjadi neraka bagiku karena membiarkanku terpanggang kerinduan. Ia telah mengkhianati janjinya kepadaku sesudah kuserahkan hatiku kepadanya maka bagaimana aku dapat tersenyum?”
Kujawab:”Tersenyumlah dan bersenandunglah! Seandainya engkau tetap merindukannya niscaya engkau akan menghabiskan usiamu dalam penderitaan.”

Dia berkata:”Perdagangan dalam perjuangan yang sengit bagaikan musafir yang berjuang hampir mati karena kehausan. Atau bagaikan seorang gadis yang mengidap TBC memerlukan transfusi darah setiap kali batuk mengeluarkan darah.”
Kujawab:”Tersenyumlah!Bukan engkau yang mendatangkan penyakitnya dan bukan pula engkau yang menyembuhkannya. Apakah orang lain yang berbuat jahat sebab engkau tak bisa tidur karena ketakutan seakan-akan engkaulah yang berbuat jahat?”

Dia berkata:”Musuh disekitarku makin keras caci makinya. Apakah aku dapat hidup senang bila orang-orang yang ada disekitarku memusuhiku?”
Kujawab: “Tersenyumlah!Jika engkau tidak ingin lebih mulia dan lebih besar daripada mereka, balaslah cacian mereka.”

Dia berkata:”Musim semi telah menampakkan tanda-tandanya dan menampilkan dirinya kepadaku dengan keindahan pakaian dan perhiasannya. Dan aku mempunyai keharusan untuk memberi hadiah kepada orang-orang yang kukasihi tetapi ditanganku tidak ada uang.”
Kujawab:”Tersenyumlah!Sudah cukup bagimu bila masih tetap hidup dan masih ada orang-orang yang mencintaimu.”

Dia berkata:”Malam-malam yang kulalui meregukkan kepahitan kepadaku.”
Kujawab:”Tersenyumlah!Sekalipun engkau mereguk kepahitan . Mudah-mudahan orang lain yang melihat engkau bersenandung akan membuang kesedihannya jauh-jauh dan ikut bersenandung. Apakah engkau mengira dapat memperoleh uang dengan bermuram durja?. Ataukah engkau merugi tidak meraih keberuntungan karena tersenyum cerah?. Wahai orang yang bermuram durja, kedua bibirmu tidak akan sumbing karena tersenyum dan wajahmu tidak akan bopeng karena berseri. Maka tersenyumlah, karena bintang-bintang tertawa ceria sekalipun kegelapan malam bertumpang tindih. Karena itulah aku mengagumi bintang-bintang.”

Dia berkata:”Keceriaan wajah tidak akan membahagiakan manusia yang datang ke dunia ini dan pergi meninggalkannya dengan terpaksa.”
Kujawab:”Tersenyumlah!Selama antara engkau dan kematian masih ada jarak sejengkal karena sesungguhnya engkau tidak pernah tersenyum sebelumnya.”