Bunga
Ketika musim bunga bermula mencium pucuk-pucuk kecilnya,
Namun kasih
Karna ia terus tumbuh tanpa bantuan musim.
Biarkan ku berbaring dalam lelapku,
Karna jiwa ini tlah dirasuki cinta,
Biarkan daku istirahat,
Karna batin ini memiliki segala kekayaan malam dan siang.
Nyalakan lilin dan bakarlah dupa di sekeliling ranjang ini,
Taburi tubuh ini dengan wangian melati dan mawar,
Minyaki rambut ini dengan puspa dupa dan olesi kaki ini dengan wangian
Bacalah isyarat kematian yang tertulis jelas di dahi ini.
Biarku istirahat di ranjang ini, karna kedua mata ini tlah teramat lelahnya,
Biar sajak-sajak bersalut perak bergetaran dan menyejukkan jiwaku,
Terbangkan dawai-dawai harpa dan singkap
Nyanyikanlah masa-masa lalu seperti engkau memandang fajar harapan dalam mataku
karna makna ghaibnya begitu lembut bagai ranjang kapas tempat hatiku berbaring.
Hapuslah airmatamu dan tegakkanlah kepalamu,
Seperti bunga-bunga menyemai jari jemarinya menyambut mahkota fajar pagi.
Lihatlah kematian berdiri bagai kolom-kolom cahaya antara ranjangku.
Tahanlah nafasmu dan dengarkanlah kibakan sayap-sayapnya,
Dekatilah aku dan ucapkanlah selamat tinggal,
Ciumlah aku dengan seulas senyummu,
Biarkan anak-anak merentang tangan mungilnya buatku dengan kelembutan jemari merah jambu mereka,
Biarkanlah perawan-perawan mendekati dan melihat bayangan Tuhan dalam mataku dan mendengar gema iradatNya berlarian dengan nafasku.
Aku
Dan aku pun akan menjadikan jiwaku sebagai sebuah kelambu yang menyelubungi jiwamu.