Navigation


RSS : Articles / Comments


MEMANDANG KASUS CENTURY DARI SUDUT PANDANG EKONOMI

11.25, Posted by BloGnya Anak STAN, No Comment

Pembahasan Kasus Century dibawah dilihat dari segi ekonomi, bukan dari politik, entah mengenai Robert Tantular, penyimpangan dana, dll bukan termasuk yang akan dibahas. Hanya dari segi ekonomi saja dan kebijakannya saja yang akan dibahas. Selamat membaca..^_^

A. Masalah Sumber Dana
Dana untuk bail-out Century sebesar Rp6,76 triliun bukan berasal dari APBN ataupun APBD, dana tersebut berasal dari LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Nah, sedangkan sumber dana LPS yang merupakan sebuah lembaga yang berdiri berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 24 Tahun 2004 itu sendiri ternyata bersumber dari premi bank peserta penjaminan dan hasil investasi. Hal ini diakui oleh Atau dengan kata lain, dana yang dipakai untuk menyelamatkan Century bukan berasal dari uang rakyat, sehingga tidak merugikan negara dan tidak makan uang rakyat. Jadi, saya pikir tidak perlu dipersoalkan lagi.

B. Mengapa Century Perlu Diselamatkan
Harap dilihat dulu dari segi ekonomi makro, dimana kondisi saat itu (November 2008) adalah saat krisis bagi ekonomi seluruh dunia. Hanya dengan sebuah isu negatif sedikit saja dapat menstimulasi pasar dan membuat para pelaku pasar juga panik sehingga dapat menyebabkan goncangan yang besar pada perekonomian dunia.
Di Indonesia, juga terkena dampak serupa dimana berdasarkan sumber berita yang saya baca, miliaran dolar AS dana kabur ke luar negeri karena di sana lebih aman. Cadangan devisa BI tergerus US$ 6,6 miliar menjadi US$ 50,5 miliar per 31 Oktober. Kurs rupiah anjlok tajam dari 9.000-an pada September jadi 12.000-an per US$ pada November 2008. Indeks saham hancur lebur hingga tinggal separuh. Sehingga bila hal ini terus dibiarkan bisa2 Indonesia menjadi negara gagal dan kita kembali ke kondisi 1997-1998.

C.Dimana Hubungannya Dengan Century?
Penyelamatan Century dilakukan bukan untuk menyelamatkan sebuah bank, namun keseluruhan dari Industri Indonesia. Poin yang perlu ditekankan disini adalah dampak psikologi pasar apabila ada sebuah bank yang ditutup bayangkan saja apabila pada kondisi keuangan dunia yang mengkhawatirkan, Indonesia hanya menjamin dana simpanan nasabah maksimal Rp 2M saja, berbeda dengan negara2 tetangga yang dapat menjamin dana nasabah 100%. Mengingat kondisi saat itu psikologi pasar bermain disini, masyarakat panik karena penutupan bank Century dan nasabah nya hanya mendapat pengembalian maksimal Rp 2M saja, padahal tabungan sampai Rp 2 triliun, dan melihat negara tetangga(Singapura, Hongkong, dll) dapat mengembalikan 100% maka dapat dibayangkan terjadi penarikan dana besar2an dan keluar negara Indonesia yang berdampak pada Kurs rupiah anjlok, Indeks saham hancur, dan berdampak pula pada sektor riil Indonesia.

Century pada saat itu mengalami kegagalan, disini kegagalan yang dimaksud adalah Bank Century tidak memiliki dana untuk membayar penarikan dana yang dilakukan nasabah secara besar-besaran dan bersamaan atau rush. Hal ini juga disebabkan sumber dana yang berasal dari Antaboga Delta Sekuritas yang dimiliki Robert Tantular mulai default membayar kewajiban atas produk discreationary fund yang dijual BC sejak akhir 2007.
Sejarah kegagalan Century dapat dibaca pada situs infobank pada sumber yang tertulis dibawah.
Apabila terjadi penutupan Bank pada saat krisis seperti itu, maka akan terjadi kehilangan kepercayaan nasabah kepada Bank2 lainnya, dimana ternyata terdapat 18 bank yang sangat rentan mengalami kesulitan likuiditas. Bahkan, ada lima bank lagi yang punya karakter seperti Century (data BI_)

Memang, apabila Century ditutup, uang yang akan dikeluarkan untuk membayar Century tidak akan sampai sebesar sekarang, namun, kembali poin yang ditekankan adalah DAMPAK PSIKOLOGIS PASAR. Kepanikan nasabah bank2 besar lain dapat menyebabkan pemindahan dana besar2an ke luar negeri pada saat yang bersamaan sehingga bisa terjadi krisis moneter jilid II, dan dana untuk memulihkannya sangat besar (pengalaman tahun 1998 butuh sekitar Rp 600 Triliun).

Atau polanya dapat disederhanakn seperti pada poin berikut ini:
a. nasabah kehilangan kepercayaan pada bank->
b. Nasabah menarik uangnya dari Bank ->
c. Bank narik uang kredit dari perusahaan ->
d. Kesulitan likuiditas di kalangan perbankan->
e. Bunga kredit naik sebagai akibat demand jauh berada di atas supply->
f. Banyak perusahaan gak mampu bayar bunga perbankan->
g. Perusahaan banyak yang bangkrut->
h. Balik ke Poin [d]

Nah, ada lingkaran setan disitu, apabila pola itu baru di stop d poin (d), butuh dana luar biasa besar seperti tahun 1998 yang butuh sekitar Rp 600 Trilliun pada saat itu. Disitulah perlunya diadakan bail out untuk Century, Bu SMI langsung mencegah hal yang di poin (a) tidak terjadi agar tidak terjadi lingkaran setann.

Data-data yang diberikan BI seperti pada info situs BI menurut para ahli ekonomi juga sangat mendukung untuk pemberian bail-out Century. Dan yang perlu dilihat adalah penutupan Bank Century pada masa saat tidak ada krisis, tidak memberikan dampak sistemik pada bank lain.
Namun pada saat kondisi krisis saat itu penutupan sebuah bank berpotensi menimbulkan contagion effect yakni potensi timbulnya ketakutan dari nasabah penyimpan dari bank-bank lainnya, terutama peer banks atau bank yang lebih kecil, sehingga nasabah tersebut segera memindahkan dananya ke bank yang dipersepsikan lebih aman. Sehingga dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap bank-bank, dan dampaknya bisa berpengaruh kepada stabilitas sistem perbankan dan sistem keuangan secara keseluruhan.


Melihat kondisi diatas, sangat wajar bila diputuskan Bank Century memiliki dampak berantai terhadap perekonomian negeri ini. Atau dengan meminjam status Bank Century saat ini, yaitu bank gagal yang berpotensi sistemik.

Saya nulisnya dikit aja, kalau mau menelisik lebih dalam mengenai Century dalam pandangan dunia ekonomi, dapat di klik sumber2 dibawah ini


Sumber2:
-Wall Street Journal http://online.wsj.com/article/SB126038477044084021.html
-infonews http://www.infobanknews.com/index.php?mib=news.detail&id=15840
-vivanews http://sorot.vivanews.com/news/read/111350-kisah_di_balik_bail_out_century
-situs BI http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/3CEA5A25-2BA2-4D20-A481-D424B971F942/18429/QA_Dampak_Sistemik.pdf
-kompas http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/12/02/02373810/teori.konspirasi.century
-jakarta pos http://www.thejakartapost.com/news/2009/12/07/commentary-what039s-stake-losing-reform-icon-mulyani.html

HATI KECIL SAYA UNTUK SRI MULYANI

23.08, Posted by BloGnya Anak STAN, No Comment

Diambil dari blognya Dahlan Iskan...

Hati kecil saya masih berharap mudah-mudahan hasil pemeriksaan investigasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas kasus Bank Century itu tidak seluruhnya benar. Sebab, kalau memang tidak ada yang salah, akibatnya akan sangat dramatis: kita bisa kehilangan menteri keuangan yang sangat kita banggakan. Seorang menteri, Sri Mulyani, yang reputasinya begitu hebat. Baik di dunia internasional maupun dalam mengendalikan keuangan negara. Secara internasional dia terpilih sebagai menteri keuangan terbaik di dunia dua tahun berturut-turut. Di dalam negeri dia dikenal sebagai menteri pertama yang berani mereformasi birokrasi di departemennya. Juga menteri yang sangat ketat mengendalikan anggaran negara. Bahkan, dialah satu-satunya menteri yang berani minta berhenti ketika ada gelagat pemerintah akan membela seorang konglomerat yang dia anggap tidak seharusnya dibela.

Hati kecil saya masih berharap, mudah-mudahan ada yang tiba-tiba mengatakan: kesimpulan BPK itu diperoleh dengan cara kerja yang kurang benar. Maka kita tidak akan kehilangan menteri keuangan yang pandainya bukan main itu. Pandai dalam ilmunya, pandai dalam menjelaskan pikirannya, dan pintar bersilat kata. Saya melihat kecepatan berpikirnya sama dengan kecepatan bicaranya. Kalau lagi melihat cara dia mengemukakan pikiran, seolah-olah otak dan bibirnya berada di tempat yang sama.

Hati kecil saya masih berharap, mudah-mudahan ada orang yang tiba-tiba menemukan data bahwa BPK telah salah ketik. Maka, kita tidak akan kehilangan menteri yang mampu rapat dua hari dua malam nonstop untuk menyelamatkan keuangan negara. Rapat itu tidak boleh berhenti karena lengah sedikit berakibat pada kebangkrutan ekonomi nasional. Rapat itu tentu melelahkan karena angka-angkalah yang akan terus berseliweran. Angka-angka yang rumit: kurs, suku bunga, devisa, likuiditas, rush, neraca perdagangan, stimulus, dan seterusnya. Angak-angka itu saling bertentangan, tapi menteri tidak boleh memilih salah satunya. Dia harus membuat keputusan yang harus memenangkan semua angka yang saling merugikan itu. Padahal, dia baru saja tiba dari Washington, AS, untuk berbicara di forum KTT G-20 yang amat penting itu. Di Washington dia tahu bahayanya ekonomi dunia. Tapi, dia mampu memikirkan keuangan internasional sekaligus keuangan nasional dalam waktu yang sama di belahan dunia yang berbeda. Dia harus menghadiri KTT G-20 di Washington saat itu (kebetulan saya ikut di rombongan situ) saat rupiah tiba-tiba melonjak menjadi Rp 12.000 per dolar AS. Dia harus tampil cool di forum dunia yang Singapura pun tidak boleh ikut di dalamnya itu sambil tegang bagaimana harus mengendalikan rupiah yang sudah membuat warga negara Indonesia panik semuanya.

Dialah menteri yang datang ke Washington hanya untuk mengemukakan pikiran briliannya dan harus langsung kembali ke tanah air pada hari yang sama untuk mencurahkan perhatian pada ekonomi yang hampir bangkrut itu.

Hati kecil saya masih berharap, mudah-mudahan ada orang yang mengatakan bukan dia yang harus bertanggung jawab. Tapi, ada pihak lainlah yang harus mendapat hukuman. Kalau tidak, kita akan kehilangan seorang menteri yang di saat ibu kandungnya, Prof Dr Retno Sriningsih Satmoko, sedang sakit keras menjelang ajalnya, dia tidak bisa menengok sekejap pun. Dia memilih mencurahkan segala pikiran, tenaga, dan emosinya untuk menyelamatkan ekonomi bangsa ini. Dia tidak bisa menjenguk ibu kandungnya yang jaraknya hanya 45 menit penerbangan di Semarang sana. Dia harus mencucurkan air mata untuk dua kesedihan sekaligus: kesedihan karena ibundanya berada di detik-detik akhir hidupnya dan kesedihan melihat negara dalam bibir kehancuran ekonomi. Dua-duanya tidak bisa ditinggal sedetik pun. Rupiah lagi terus bergerak hancur dan detak jatung ibunya juga lagi terus melemah. Dan, Sri Mulyani memilih menunggui rupiah demi nyawa jutaan orang Indonesia.

Maka hati kecil saya masih berharap ada data di kemudian hari bahwa kebijaksanaan itu sendiri tidak salah. Sebab, sebuah kebijaksanaan bisa diperdebatkan salah benarnya. Saya masih berharap yang salah itu dalam pelaksanaan kebijaksanaannya. Yakni, saat mendistribusikan uangnya yang Rp 6,7 triliun itu. Dan saya sangat-sangat yakin dia tidak mendapatkan bagian serupiah pun.

Maka saya sangat bersedih karena sampai hari ini belum ada satu pihak pun yang berhasil mengatakan bahwa hasil pemeriksaan BPK itu salah. Belum ada yang membantah bahwa hasil pemeriksaan BPK itu keliru. Semua masih mengatakan, hasil pemeriksaan BPK itu menunjukkan bahwa dia bersalah dalam mengambil keputusan. Dan hukum harus ditegakkan. (*)

SRI MULYANI DAN BAIL OUT CENTURY

11.11, Posted by BloGnya Anak STAN, No Comment


Sri Mulyani Indrawati lahir di Bandar Lampung tanggal 26 Agustus 1962. Saat ini Beliau diamanahi menjadi Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu jilid II . Sebelumnya Sri Mulyani menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dari Kabinet Indonesia Bersatu jilid I kemudian pada 5 Desember 2005 SBY mengumumkan perombakan kabinet, Sri Mulyani dipindahkan menjadi Menteri Keuangan menggantikan Jusuf Anwar. Sejak tahun 2008, ia menjabat Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, setelah Menko Perekonomian Dr. Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia.

Sebelum menjabat sebagai menteri, Sri Mulyani dikenal orang sebagai seorang pengamat ekonomi di Indonesia. Ia menjabat Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI).Pada tahun 2006,Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia oleh Emerging Markets di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura. Pada bulan oktober 2007, Sri Mulyani terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia pada bulan Oktober 2007 dan wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008. Masih di tahun yang sama yaitu pada bulan oktober 2008, Sri Mulyani diberi penghargaan BUNG HATTA ANTI CORRUPTION AWARD oleh organisasi yang salah satu pendirinya adalah Teten Masduki dari ICW dengan kriteria penerima: bersih dari praktek korupsi, berperan aktif berantas korupsi, dan peran yg dilakukan cukup efektif.

Jasa terbesarnya untuk negeri ini tentu saja kesuksesannya membawa Indonesia keluar dari keterpurukan ekonomi akibat krisis global. Selain itu, Sri Mulyani pula lah yang merintis reformasi birokrasi di Depkeu yang saat ini tengah berjalan dan kedepan akan menjadi benchmark bagi terciptanya good & clean governance di Indonesia.

Isu terhangat yang sedang banyak dibicarakan saat ini dan cukup membuat Sri Mulyani gerah adalah bail out century. Kebijakan Menkeu mengucurkan bail out century semata-mata untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia dan sistem perbankan saat itu, bukan untuk menyelamatkan Robert Tantular, pemilik century, ataupun nasabah besar atas nama Budi Sampurna yang akhirnya berbuntut pada kasus cicak vs buaya.

Sejak awal Menkeu mempersilahkan BPK mengaudit bank Century, PPATK menelusuri aliran dana dan mendukung 100% hak angket DPR tentang skandal century. Mengapa demikian?karena Sri Mulyani yakin apa yang dilakukannya benar dan sesuai prosedur. Jika Sri Mulyani merasa dirinya bersalah dan perbuatannya merugikan bangsa negara tentu dia berusaha untuk menghalangi proses tersebut kemudian mengajukan surat pe-nonaktif-an dirinya,seperti yang dilakukan dilakukan oleh dua pejabat negara sebelumnya disaat kasus cicak vs buaya ramai dibicarakan.

Di sisi lain ekonom senior,Faisal Basri ,seperti yang dikutip VIVAnews,menilai upaya pengusul hak angket memojokkan Wakil Presiden Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani merupakan target salah sasaran dalam kasus PT Bank Century Tbk. Oleh karenanya, ia mengingatkan pengusul Hak Angket sebaiknya tidak menargetkan untuk menjadikan Boediono dan Sri Mulyani sebagai sasaran tembak atas kebijakan bail-out Bank Century senilai Rp 6,7 triliun.

Jika sejak awal hak angket sudah memiliki target, namun ternyata hasil dan temuan pemeriksaan melalui angket membuktikan yang bersangkutan tidak bersalah justru akan memalukan para pengusung hak angket dan kalau pun dipaksakan parlemen akan menjadi arena politik yang lucu tapi gak bermutu.

Sejumlah pengamat menilai skandal bank century kental berbau politik karena lebih menjadikan Boediono dan Sri Mulyani sebagai sasaran tembak ketimbang membongkar skandal century. Lihat saja sebelum hak angket century berjalan, para elit politik sudah ramai meributkan agar Boediono dan Sri Mulyani mengundurkan diri atau setidaknya non aktif.

Oleh karena itu sebaiknya kita sebagai masyarakat awam untuk menahan diri tidak tergesa-gesa menimpakan suatu permasalahan kepada pihak tertentu. Biarkan BPK,PPATK dan DPR bekerja, mengorek bukti dan fakta yang berkaitan dengan skandal century. Kita sebagai masyarakat awam tak perlulah ikut-ikutan turun ke jalan, berkoar-koar menuntut mundurnya Sri Mulyani dan Boediono. Jika ingin berkoar-koar harus berdasarkan fakta dan bukti, saat ini belum ada fakta yang menunjukkan Pak Boediono dan Bu Menkeu bersalah dan menurut hemat saya mereka tidak bersalah karena apa yang mereka lakukan untuk menyelamatkan perekonomian negara dalam rangka stabilisasi keuangan ditambah lagi sangat mustahil bagi seorang Sri Mulyani yang memperoleh penghargaan seperti yang saya sebutkan diatas melakukan perbuatan hina dina, memakan uang rakyat apalagi uang itu dari bail out century. Sangat mustahil kawan!!.

Jika kita melihat fakta yang ada sekarang, Sri Mulyani dapat digolongkan sebagai pejabat negara yang sangat konsisten dalam memberantas KKN, mereformasi birokrasi Depkeu, menertibkan rekening liar bernilai puluhan trilliun, menangkap penyelundup, mengejar pengemplang pajak dan menertibkan aset negara. Hal ini tentu saja membuat para penyelundup, pengusaha hitam dan koruptor gerah oleh karenanya dengan menghalalkan segala cara mereka bersatu padu untuk menggulingkan Sri Mulyani Indrawati dari kursi Menteri Keuangan RI sehingga sangat mungkin sekali mereka menunggangi kasus century.


MAJU TERUS BU MENKEU

10.30, Posted by BloGnya Anak STAN, No Comment

RIGHT OR WRONG...

MY CAMPUS IS MY CAMPUS....

SELURUH ALUMNI DAN MAHASISWA STAN SIAP PASANG BADAN UNTUK SRI MULYANI...

DITANGAN BELIAU LAH REFORMASI BIROKRASI DEPKEU DIMULAI DAN DAPAT KITA LIHAT HASILNYA SEKARANG, DEPARTEMEN KEUANGAN BERSIH DARI PRATIK-PRATIK KOTOR APARATNYA.

ICW MENILAI REFORMASI BIROKRASI DEPKEU SUKSES BESAR SEHINGGA DEPARTEMEN DAN LEMBAGA NEGARA NON DEPARTEMEN BAIK DI PUSAT MAUPUN DAERAH HARUS MENCONTOH REFORMASI BIROKRASI YANG TELAH DILAKSANAKAN DI DEPKEU.

JANGAN PERNAH TAKUT MENGHADAPI PARA PENGHUJAT YANG SOK TAU,,KAMI SELALU SETIA BERADA DI BELAKANG IBU..

JAYA DEPARTEMEN KEUANGAN!!!!!....